Tuesday, April 29, 2025

Jangan Menir dan ubo rampe ne



Hallo holla .. update cerita beberapa hari ini yaa ..

Hayuuu tak ceritani yaa ..


Minggu kemarin Alhamdulillah ti Pah sudah semakin membaik, sudah lebih cerah dan segar wajahnya, tertawa tawa pas aku cerita kalo kacang tanah di belakang sudah pada tumbuh akarnya .. sisanya tak rebus sama mb Retno. Semoga semakin sehat seperti semula, aamiin ..



So, ini menu pertama favorite kami ya.

Duluuu masa kecil, sambel tempe kemangi ini salah satu favorit di rumah. Gak pagi siang malam pokok e enak.

Sarapan pagi juga kadang sama tempe penyet pake kemangi, kadang kadang tambah telur penyet. 

Sambal terasi ti Pah paling terkenal enaknya. Entah apa rahasianya. Kalau aku tanya ya sama aja, cabe, bawang merah, terasi, tomat, garam .. tambah gula sedikit. Semua di goreng dulu, lalu di uleg. Mungkin uleg an nya ini yg membedakan. Lebih matoh hehehe.

Tempe di goreng tepung atau di garit rendam pakai bawang putih dan garam.

Bumbu pertama yang aku belajar jaman dulu adalah bumbu tempe tepung ini.

Bawang putih, kemiri, ketumbar, kunyit dan garam. Di uleg halus, tambahkan air dan tepung sampai kekentalannya pas. Lalu masukkan tempe dan goreng garing. Kalau Bapak alm dulu seneng tempe goreng nom, maksudnya gak sampai garing. Macam tempe mendoan.

Tempe goreng ini lalu di penyet ke sambalnya dan di tabur kemangi segar.



Biasanya paduannya adalah sayur bening bayam atau jangan menir. Jangan menir hampir sama seperti sayur bening bayam, hanya sebagian jagungnya di uleg bareng bawang merah, jadi kuah agak sedikit kental. Kalau di tambahkan labu kuning lebih sedap lagi. Bening bayam ti Pah bumbunya hanya bawang merah diiris, temu kunci, gula dan garam. Tambah kemangi lebih sedap.



Lalu ada dadar jagung, atau umum di sebut bakwan jagung. Dadar Jagung ti Pah jenis yg jagungnya di uleg lembut bareng bumbu. Bawang merah bawang putih, garam gula. Kalau pengen agak pedas, dikasih cabe dan pake bumbu lodeh, pake kencur dikit. 

Adonan jagung yang sudah berbumbu ditambah tepung terigu secukupnya dan telur. Tambah daun bawang, goreng sampai matang. Seringkali selesai satu gorengan langsung habis kami gadoin hehehe .. enak anget anget.



Lauk sederhana yang bikin kangen. Asal ti Pah yg bikin sambal, pasti enak.



Nah, sekarang karena pak suami suka dan bahkan 'harus' makan ikan, maka menu sayur bayam dan ubo rampe ne itu tak tambah ikan goreng. Alhamdulillah meskipun belum bisa seperti ti Pah rasa sambalnya tapi ok lah buat aku yang gak bisa masak ini 😁


Ok deh, besok besok aku cerita menu lain ya, mohon do'a nya untuk kesembuhan ti Pah.


Hari ini dapat berita kalau ti Pah sudah di lepas ventilatornya dan mulai makan bubur. Alhamdulillah semoga makin membaik, aamiin.



Sunday, April 20, 2025

Namanya Saipah


Namanya Saipah, kami biasa memanggil nya Mbak Pah, lalu sekarang setelah kami beranak pinak kami memanggilnya Ti Pah, eyang ti Pah atau nenek Pah, seperti anak anak kami memanggilnya.

Ti Pah adalah sepupu ibu, anak dari adik mbah yi. Mbah Landep kami memanggilnya. Bapaknya sudah meninggal sejak Ti Pah kecil. 



Ti Pah, sudah ikut ibu dari sejak kami kecil. Dari sejak aku belum sekolah. Dari sejak keluarga kami masih tinggal di Padalarang.

Ti Pah pun masih kecil waktu itu. Sebagai seorang guru, ibu mengajak Ti Pah selain untuk menemani dan bantu bantu, juga diajak untuk disekolahkan. Tapi beliau tidak mau.

Jadi beliau lah yang menemani kami kalau ibu sedang mengajar.

Ti Pah sudah seperti ibu buat kami. Dulu ibu mengajar pagi sore. Yang memasak, nyuci, antar jemput sekolah, nemeni main, ya Ti Pah ini.

Hampir di setiap fase kehidupan kami Ti Pah ada. Bahkan sampai kami beranak pinak. SD, SMP, SMA, Kuliah di Surabaya seringkali kalau Ibu atau Bapak gak bisa antar, Ti Pahlah yang maju. Beliau pemberani, kendel kata orang jawa. Tidak pernah takut kemana mana, itulah sebabnya Ibu mempercayainya untuk mengantar kami kemana mana.

Saat mbakyu ku lulus kedokteran dan ambil program PTT di Jember, Ti Pahlah yg menemani, ngontrak rumah di Jember.

Saat aku menikah dan hamil, Ti Pah juga nemani tinggal bersama kami. Ibu tidak tega, suamiku offshore yang tidak tentu pulangnya berapa lama. 

Ketika mbakyu ku dan suaminya tugas di Papua, dan anaknya sekolah di Surabaya, Ti Pah juga yang menemani.

Ti Pah pandai memasak, masakannya sedep menyelerakan. 

Masakan rumahan yg sederhana tapi bisa berasa mewah di tangannya. Sambal terasinya terkenal diantara kami, enaaak sekali.

Ti Pah saat ini tinggal bersama mbakyu ku di Surabaya. Sudah berumur, sudah tidak bisa seperti dulu lagi. Tapi masakannya tetap lezat. Tiap kali ke Surabaya ada aja request ku minta di masakin. For the sake of nostalgia masa kecil.


Semoga Ti Pah sehat sehat selalu, pengen menuliskan resep resep favorit masa kecil kami dulu.

Semoga bisa sharing menuliskan resep resep favorite kami masa kecil dulu .. insya Allah

Friday, May 31, 2024

Ngaji Kamis kemarin


فَذَكِّرْۗ اِنَّمَآ اَنْتَ مُذَكِّرٌۙ ۝٢١

fa dzakkir, innamâ anta mudzakkir

Maka, berilah peringatan karena sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad) hanyalah pemberi peringatan.

Saat diri galau, menyaksikan yang tak sesuai harapan, kok ya paaas pengajian di At Taqwa tentang tafsir QS Al Ghasyiyah.

Sungguh diri ini hanya bisa mengingatkan, meskipun perasaan bersalah itu tetap ada. 

لَّسْتَ عَلَيْهِمْ بِمُصَيْطِرٍۙ ۝٢٢
lasta ‘alaihim bimushaithir

Engkau bukanlah orang yang berkuasa atas mereka.

Hanya Allah yang berkuasa atas dirinya. 
Senantiasa memohon pada Allah segala kebaikan untuknya.

Eh lha kok dengar kabar yang membut khaget bin terkedjoeeet ..

Dan ustad kok ya ada kalimatnya seperti ini : Belajarlah berhenti berbohong, beranilah untuk jujur. Lebih baik orang kecewa karena kita jujur, dari pada bohong.

Yang ini buat kamu wahai fulanah .. semoga Allah ridho dan ini yang terbaik untukmu, aamiin.




Monday, January 18, 2021

Mbonceng

 Mbonceng dalam bahasa jawa artinya ya membonceng, duduk di belakang motor sebagai penumpang.

Setiap pagi, kalau suami sedang tidak di rumah, mengantar bungsu ke sekolah jadi tugasku.
Jarak antara rumah dan sekolah sebenernya tidak jauh, cuma sekitar 3 km an, dan ditempuh rata rata antara 15 - 30 menit tergantung lalu lintas.
Jalannya sudah bagus, sebagian di paving beton, sebagian lagi aspal mulus, lebar dan menyempit di beberapa bagian, ini yang bikin macet.
Saat macet macet ini saya suka perhatikan motor motor yang bagaikan laron itu. Motor sekarang banyaaaak banget ya. Orang lebih seneng naik motor, lebih cepet dan lincah di kemacetan. Ojek motor online pun lebih murah.
Jaman now, sudah hampir tidak ada lagi orang yang membonceng miring duduknya. Semua *ma'af - ngangkang. Selain lebih nyaman juga lebih aman. Tidak laki laki tidak perempuan, semua model memboncengnya ngangkang, kecuali satu dua orang yang make baju span panjang atau pakai kain.
Alhamdulillah perempuan sekarang sudah sadar untuk menutup aurat. Hampir semua perempuan yang membonceng, sudah memakai celana panjang atau legging di dalam roknya, jadi tidak lagi kelihatan paha atau betisnya.
Anak anak sekolahpun sekarang roknya sudah panjang sampai semata kaki.
Nah yang berbeda adalah cara mereka berpegangan.
Anak muda kadang2 lepas tangan aja gak pegangan, kadang tangan dilipat didada, di letakkan di atas paha, atau bahkan ada yang sambil selfie atau ngevlog atau merekam live. Mereka sama sekali tidak takut dan santai saja.
Ada yang memeluk mesra pemboncengnya. Kalau ini pasti pasangannya, entah itu pacar atau suami. Kalau pemboncengnya pakai jaket ojek online dan yang di bonceng memeluk mesra, ini yang agak membuat saya bertanya-tanya. Ini ketakutan atau kesempatan ? Hahaha ..
Lalu ada yang berpegangan pada besi di samping atau di belakang motor. Biasanya mereka yang jarang naik motor biar merasa aman berpegangan ke besi ini, terutama kalau naik ojek.
Kadang ada juga yang pegangan pada jaket abang ojeknya.
Pagi tadi aku lihat seorang nenek mbonceng motor dan pegangan erat banget pada jaket pemboncengnya. Mungkin beliau takut.
Di daerah pinggiran seperti Pamulang, tertib bersepeda motor masih kurang. Masih banyak yang tidak pakai helm. Masih banyak anak anak di bawah umur yang mengendarai motor. Dan masih banyak yang boncengan 3.
Eh, jaman kuliah dulu aku juga suka boncengan bertiga naik motor ... Boncengnya miring lagi .. hahaha kebayang gak ?
Saya sendiri sudah bisa naik motor sejak kelas 2 SMP, dan terbiasa di bonceng motor. Tapi naik motor sudah tidak pernah lagi, lama di Malaysia saya tidak pernah naik motor, gak punya .. hahaha
Sekarang ada motor dirumah, suami suka naik motor untuk pergi2 jarak dekat, saya sudah kagok naiknya. Anak anak yang sebenarnya tidak boleh naik motor sama bapaknya juga make ke jarak deket deket aja, kalau jauh saya tidak mengijinkan.
Mereka lebih senang naik ojek online atau kereta.
Dua hari lalu saya naik gojek.
Dari setasiun sudimara ke rumah pamulang. Nunggu grab car di jam sibuk datengnya lama banget dan daerah macet pula. Akhirnya nekat naik gojek.
Duduk ngangkang kurang lebih setengah jam bikin paha saya njarem. Tapi lumayanlah lancar gak macet, dan semilir angin sore2 kok ya bikin saya pengen naik motor lagi.
Eh, saya boncengnya pegangan besi samping motor lho, dan ada tas belanjaan diantara aku dan dia mas gojek 😁

Sego Bingung

 5 Jan 2018


Pagi ini ku buka kulkas ada beberapa mangkuk kecil lauk sisa dari hari hari kemarin. Ada sedikit sambal goreng kentang, rendang, kalio ayam dan empal. Mau di hidangkan lagi kok nggak tega sama suami dan anak anak. Tiba tiba teringat jangan oblok oblok …

Jangan oblok oblok atau ada juga yang menyebutnya blendrang atau klemat atau di keluarga kami malah nyebutnya petis, adalah masakan daur ulang dari sisa sisa beberapa jenis masakan yang dicampur jadi satu, di kasih santan dan di masak lagi.

Masyarakat Jawa, khususnya Jawa Timur, khususnya Bojonegoro, mempunyai kebiasaan  untuk bancaan, kirim do’a untuk para arwah yang telah mendahului kita, dilaksanakan pada malam malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadhan. Mengundang tetangga kiri kanan untuk datang ke rumah dan berdo’a bersama sama dengan niat untuk dikirimkan ke orang tua atau kerabat yang sudah meninggal. Pulang dari bancaan biasanya akan dibagikan sego berkat. Jaman dulu tempatnya masih besek, lalu berganti menjadi baskom plastik kecil, makin kesini makin banyak ragam dan makin bervariasi model tempat nasi bancaan ini. Isi sego berkat biasanya nasi putih dan lauk pauknya,  ayam opor atau ayam bumbu rujak, mie goreng, sayur tempe pedas, sambal goreng kentang, tumis buncis, bali telur, sayur keluwih,  lengkaplah pokoknya. Kadang kadang ditambah dengan kue kue dan pisang.

Bagi keluarga yang tidak mengadakan bancaan, nasi berkat ini akan dikirim kirimkan ke tetangga. Dalam sehari kalau bersamaan bisa dapat kiriman dari 4 atau 5 tetangga. Saling mengirimkan makanan. Seringkali kita menyebutnya sego bingung atau nasi bingung … bingung dikirim kirim muter ke tetangga, bahkan kadang kadang bertemu ditengah jalan sedang saling mengirim nasi.

Jaman masih kecil dulu semua masakan dimasak sendiri, banyak saudara yang datang membantu masak, dan tugas anak anak untuk mengantar ke tetangga. Dulu paling seneng kalau dapat tugas ngantar sego ini, dibawa di tenong atau rantang besar bersusun, susun pertama tempat nasi, susun kedua lauk pauknya dan susun ketiga kue dan buah. Pernah waktu itu disuruh kirim ke tetangga A tapi salah ngasih ke tetangga B, tetangga pun bingung .. kok dapat 2 kali dari ibu, nah terpaksa balik lagi nanya itu kiriman buat bu siapa ? Pernah juga lupa naruh lauk .. tetangga hanya dapat nasi dan buah .. dan beliau mungkin sungkan tanya, baru ketahuan setelah selesai semua kok ada ketinggalan satu piring lauk, berarti ada yang gak dapat lauk, tapi sudah lupa tetangga yang mana yang gak dapat lauk .. hahaha nasib

Jaman sekarang orang memilih yang praktis, tidak masak sendiri. Pesan nasi kotak dan tinggal diantar ke tetangga. Tapi auranya sudah beda dibanding kalau masak sendiri. Sepi gak ada kesibukan di dapur, tahu tahu sudah ada siap nasi kotak, meskipun isi dan lauk pauknya tetap sama, tapi nuansanya berbeda.

Paling seneng kalau dapat berkat dari kampung, yang masih dibungkus pakai daun jati. Duuuh sedaaap banget, lauknya sederhana tapi bumbunya sedaap,  pedaas dan aroma daun jatinya bikin makin sedap.

Karena sehari bisa dapat 4 atau 5 sego berkat dari tetangga ini kadang kadang lauk yang sedikit sedikit itu jadi numpuk gak kemakan. Dan kalau sudah banyak lauk yang sama jadi bosan, pengennya makan yang lain. Akhirnya lauk lauk ini numpuk. Mau dibuang sayang. Akhirnya di daur ulang, dicampur jadi satu. Sambal goreng ati kentang, ayam bumbu rujak atau ayam kare, tempe santan, semua campur jadi satu, tambahkan santan dan dimasak. Kadang kadang bisa berhari hari gak habis habis juga, kalau sudah gini biasanya sama ibu dulu sayurnya dimasak sampai asat lalu ditambahkan cabe rawit dan di goreng. Sangat tidak sehat Karena sudah dimasak berkali kali namun nikmatnya luar biasa …

Jauh di perantauan gini seringkali merindukan sego berkat dan jangan oblok oblok atau blendrang ini.
Ya sudah, lauk yang tinggal sedikit sedikit tadi aku campur jadi satu, tambahkan santan dan dimasak lagi, for the sake of nostalgia dan biar tidak mubazir.
Jadi, malam ini kita buka puasa berlauk oblok oblok … 😊